Respon Tanaman Terhadap Gejala Pemanasan Global Saat ini

Senin, 31 Oktober 2011

| | |
Global warming merupakan peningkatan suhu bumi akibat aktivitas manusia seperti perindustrian yang meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca seperti CO2, metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Meningkatnya suhu global tersebut menyebabkan berbagai perubahan terutama perubahan cuaca dan iklim menjadi tidak stabil,  hal tersebut dapat mempengaruhi hal lainnya sehingga dapat menimbulkan masalah baru khususnya bagi tanaman.
Perubahan cuaca dan iklim menjadi tidak stabil akan mempengaruhi tanaman dalam beradaptasi terhadap kondisi yang baru, bahkan tidak sedikit tanaman budidaya mengalami gagal panen akibat efek perubahan cuaca dan iklim yang tidak stabil tersebut.
Global warming ditandai dengan meningkatnya gas rumah kaca terutama CO2. Beberapa pendapat mengatakan bahwa meningkatnya konsentrasi CO2 di atmosfer sebenarnya memberikan dampak yang positif bagi proses fisiologis tanaman, yaitu merangsang fotosintesis sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produktivitasnya. Namun seiring dengan meningkatnya konsentrasi COmaka peningkatan suhu pun juga ikut terjadi, hal tersebut dapat menghilangkan pengaruh positif yang telah dikemukakan sebelumnya. Peningkatan suhu akan menyebabkan peningkatan respirasi pada tanaman sehingga dapat menurunkan produktivitas tanaman.
 Peningkatan gas CO2 di atmosfer mendapat respon yang berbeda-beda oleh masing-masing tanaman tergantung dari jenis tanaman serta kombinasi faktor-faktor pertumbuhan yang lain. Proses fisiologis pada tanaman yaitu fotosintesis dan respirasi, sangat bergantung pada kondisi CO2 di udara dan proses-proses fisologis tersebut akan mempengaruhi hasil tanaman. Dengan adanya perubahan kosentrasi CO2 di udara akan berpengaruh terhadap proses-proses tersebut sebagai suatu bentuk adaptasi tanaman.
Berbagai penelitian dilakukan untuk menunjukkan bahwa respon terhadap peningkatan kosentrasi CO2 udara terjadi mulai dari perubahan anatomi hingga proses fisiologis tanaman. Sebuah pengamatan dengan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan adanya penipisan pada dinding bundle seath cell pada tanaman yang ditanam pada kosentrasi CO2 700 μl l-1 dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada kosentrasi 350 μl l-1. Hal ini diakibatkan oleh penurunan jumlah suberin pada dinding sel dan menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas bundle seath cell terhadap CO2. Sedangkan peningkatan kosentrasi CO2 tidak menunjukkan perubahan nyata pada jumlah stomata serta panjang sel penjaga (Walting et al., 2000). Selain itu juga terjadi perbedaan respon fotosintesis antara jenis tanaman C3 dan C4 terhadap perubahan kosentrasi CO2 di udara. Beberapa tanaman mengalami perubahan biokimia sebagai tanggapan atas peningkatan CO2. Fotosintesis pada tanaman C3 mengalami peningkatan dengan bertambahnya kosentrasi CO2 di udara. Aktivitas Rubisco pada mesofil mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebagai respon dari peningkatan CO2 udara. Beberapa penelitian menggunakan tanaman C3 (padi, gandum dan kedelai) menunjukkan adanya peningkatan total fotosintesis dan hasil pada kondisi elevated COdibandingkan dengan ambient CO2. Peningkatan kosentrasi CO2, menstimulasi peningkatan asimilasi CO2, pertumbuhan serta hasil tanaman C3 melalui penurunan aktivitas fotorespirasi serta peningkatan fiksasi CO2 oleh Rubisco. Ada asumsi bahwa peningkatan CO2 di atmosfer akan menurunkan pengambilan O2 oleh tanaman, namun demikian sebuah penelitian dengan enam ratus kali pengukuran pada sembilan jenis tanaman yang dilakukan di Illinois terhadap peningkatan kosentrasi CO2 dalam jangka waktu yang panjang menunjukkan tidak adanya penurunan pengambilan O2 respirasi tanaman (Davey et al., 2004).
Berbagai pendapat yang muncul tentang peningkatan CO2 dapat memicu peningkatan hasil harus dikaji terlebih dahulu melalui penelitian dengan mempertimbangkan berbagai faktor lain yang berubah.

Berbagai sumber.

Peran faktor-faktor lingkungan (Cahaya, temperatur, CO2 , dan Air) bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman

| | |
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Perkembangan merupakan suatu proses perubahan hormonal, proses diferensiasi menghasilkan organ dengan fungsi yang berbeda sedangkan pertumbuhan merupakan suatu proses pertambahan jumlah sel yang tidak dapat kembali. Kedua hal tersebut memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup. Misalnya saja pada tanaman, dengan tumbuh dan berkembang tanaman dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya. Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman sangat dipengeruhi oleh berbagai macam faktor, pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut pada dasarnya akan dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti cahaya, suhu (temperatur), CO2, dan air. Faktor-faktor lingkungan tersebut adalah sebagai berikut:
·        Cahaya
Cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis, cahaya juga berperan dalam respirasi dan peningkatan suhu. Fotosintesis pada tanaman tergantung oleh adanya cahaya, air dan karbondioksida tidak dapat langsung dapat menjadi zat gula (glukosa) tanpa adanya bantuan cahaya.
Tanaman tidak dapat menerima semua radiasi matahari, tanaman memerlukan intensitas cahaya dan panjang gelombang tertentu untuk berfotosintesis. Cahaya tampak dengan panjang gelombang 400 sampai dengan 700 nm merupakan cahaya yang dapat diserap tanaman pada umumnya. Selain memberikan manfaat bagi tanaman, cahaya juga dapat menhaghambat pertumbuhan tanaman, khususnya bagi tanaman yang masih muda. Hal tersebut terjadi karena cahaya menghambat hormon tertentu yaitu auksin yang berperan dalam merangsang pembelahan sel untuk pertumbuhan tanaman tersebut.
Masing-masing tanaman memiliki respon yang berbeda terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran yang dikenal dengan fotoperiodisme. Sehingga tanaman dapat digolongkan menjadi tanaman hari pendek, tanaman hari panjang, dan netral. Tanaman hari pendek merupakan tanaman yang membutuhkan lama penyinaran kurang dari 12 jam untuk pembungaanya, sedangkan untuk tanaman hari panjang membutuhkan lama penyinaran lebih dari 12 jam, dan tanaman hari netral membutuhkan lama penyinaran selama 12 jam yang digunakan untuk pembungaannya.
Kebutuhan intesitas cahaya juga berbeda tergantung dari jenis tanamannya. Tanaman C3 dan C4 memiliki kebutuhan intensitas cahaya yang berbeda. Kebutuhan intensitas cahaya C4 lebih tinggi dari pada tanaman C3 karena tingkat fotosintesis tanaman C4 yang tinggi hal tersebut disebabkan karena tanaman C4 memiliki lebih banyak kloroplas yang terdapat pada seludang pembuluh.
·        Suhu (Temperatur)
Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting seperti bukaan stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi. Tanaman memiliki suhu optimum untuk tumbuh yaitu berkisar antara 15 0 C hingga 30 0 C karena enzim-anzim yang bekerja dalam tubuh tanaman membutuhkan suhu optimum tersebut, jika melewati suhu optimum maka selanjutnya yang terjadi adalah menurunnya aktivitas enzim.
Pengendalian proses-proses fisik dan kimiawi oleh suhu kemudian akan berlanjut pada pengendalian reaksi biologi dalam tubuh tanaman. Misalnya suhu menentukan laju difusi dari gas dan zat cair dalam tanaman. Kecepatan reaksi kimia juga sangat dipengaruhi suhu, jika suhu semakin tinggi dalam batas tertentu reaksi pun semakin cepat.
Peningkatan suhu dapat dipengaruhi oleh peningkatan intensitas cahaya matahari. Jika kelembaban di sekitar tanaman rendah dan dengan adanya peningkatan suhu tekanan pun juga akan meningkat sehingga terjadi perbedaan potensial dalam tanaman yang dapat menyebabkan akar dapat menyerap unsur hara, proses transipirasi (hilangnya kandungan air dari tanaman) pun tinggi karena kelembaban disekitar tanaman rendah namun jika kelembaban tinggi proses transpirasi rendah karena di sekitar tanaman sudah jenuh dengan uap air.
Peningkatan suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman juga akan mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim kemarau. Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang lengas tanahnya terbatas.
Jika temperatur terlalu tinggi dapat menyebabkan laju transpirasi meningkat, bahkan dapat melampaui penyerapan air oleh akar tanaman selanjutnya akan mengakibatkan sel tanaman mengering dan akhirnya mati.

·        CO2
Tanaman memerlukan karbon dioksida sebagai bahan dasar berlangsungnya fotosintesis. Dengan adanya karbon dioksida, air dan cahaya matahari maka proses fotosintesis akan berjalan. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat tergantung pada proses fotosintesis, karena dalam proses tersebut dihasilkan karbohidrat yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman itu sendiri.
Tanaman memililiki respon yang berbeda terhadap peningkatan konsentrasi karbon dioksida, tergantung dari jenis tanamannya. Tanaman C3 memiliki respon yang tinggi terhadap peningkatan karbondioksida jika dibandingkan dengan C4. Hal tersebut karena tanaman C3 memiliki titik kompensasi yang tinggi terhadap kebutuhan karbondioksida dibandingkan dengan tanaman C4.
·        Air
Air merupakan komponen utama penyusun sel makhluk hidup, berfungsi dalam fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzim ezimatik, menjaga kelembaban, dan memberikan turgor bagi sel.
Ketersediaan air bagi tanaman dapat mempengaruhi kondisi tanaman itu sendiri. Jika jumlah air terlalu banyak sampai menimbulkan genangan maka dapat menimbulkan cekaman aerasi bagi tanaman. Namun jika jumlahnya terlalu sedikit, maka akan  menimbulkan cekaman kekeringan. Sehingga diperlukan penglolaan air yang baik agar air dapat digunakan secara efisien dan berfungsi optimum bagi pertumbuhan serta perkembangan tanaman.
Kekurangan (stres) air pada tanaman akan menyebabkan tekanan osmotik tinggi dan tekanan turgor menurun akibatnya stomata menutup sehingga proses difusi CO2 dari atmosfir ke tanaman juga menurun , proses fotosintesis pun juga ikut menurun. Hal tersebut tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena dapat menyebabkan tanaman tidak dapat membuat makanannya yang nantinya diakhiri dengan kelayuan dan kematian tanaman itu sendiri.

Berbagai sumber.

GAHARU

Minggu, 09 Oktober 2011

| | |
Pohon gaharu merupakan salah satu jenis tanaman yang paling banyak diburu orang. Penyebabnya yaitu tingginya nilai ekonomis dari kayu gaharu itu sendiri. Tumbuhan yang memiliki nama latin Aquilaria malaccensis ini bisa dikatakan merupakan tanaman saingan dari kayu cendana. Bisa dikatakan demikian sebab keduanya memiliki nilai ekonomis tinggi akibat kegunaannya sebagai bahan baku pembuatan aneka jenis wewangian yang dipakai manusia. Sekarang pohon gaharu tergolong spesies tanaman yang rentan punah. Hal itu disebabkan minimnya jumlah bibit gaharu akibat minimnya upaya pelestarian kayu gaharu.

Keunikan dari pohon gaharu adalah proses terciptanya gubal gaharu atau damar wangi yaitu bahan yang dipakai untuk bahan baku wewangian. Bila tanaman pada umumnya akan sakit dan mati terinfeksi penyakit sehingga orang akan berusaha mencari cara menyingkirkan tanaman dari segala infeksi, tapi semua itu tidak berlaku pada pohon gaharu. Pohon gaharu ini akan bermanfaat akibat terinfeksi penyakit. Infeksi ini terjadi akibat kapang parasit dari sejenis jamur yang bernama Phaeoacremonium parasitica. Infeksi ini menjadikan terciptanya gubal gaharu atau damar wangi.
Budidaya gaharu masih sedikit dilakukan, baru beberapa orang saja yang melakukannya. Hal itu tidak lepas dari masih rendahnya kesadaran masyarakat, mereka lebih senang mencari kayu gaharu dari hutan bahkan penjarahan pohon gaharu dilokasi budidaya kerap terjadi.

Baru akhir-akhir ini disaat pohon gaharu mulai langka dan harga jual getahnya semakin mahal. Usaha budidaya gaharu menjadi semakin dilirik pengusaha. Di Indonesia pengembangan pohon gaharu dilakukan di Nusa Tenggara Timur. Untuk melakukakan budidaya gaharu mudah hanya saja harus memiliki lahan yang cukup luas bila menginginkan hasil yang fantastis. Pohon gaharu memiliki sifat seperti tanaman hutan pada umumnya, untuk budidaya bisa dilakukan dengan menanam bibit dari anakan induk gaharu dengan jarak tanam sekitar tiga kali enam meter. Setelah umur sekitar 1 sampai 3 tahun bibit pohon gaharu sudah bisa dijual. Dan bila tanaman mencapai usia 5 sampai 8 tahun bisa dipanen getahnya, tapi sebelumnya disuntik dahulu obat pemuncul getah atau dengan kata lain obat yang menjadikan pohon gaharu terinfeksi.

Sumber: http://duniatanaman.com/pohon-gaharu-sebuah-alternatif-baru.html

PENYIMPANAN PADI (GABAH)

| | |
Salah satu masalah utama bagi masyarakat adalah masalah bahan pangan, yaitu berkaitan dengan dengan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Padi merupakan salah satu bahan pangan yang menjadi perhatian, terutama berkaitan dengan pemenuhannya sebagai makanan pokok bagi masyarakat khususnya Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan pertambahan penduduk yang cepat. Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk maka kebutuhan akan bahan pangan pun akan meningkat. Dari beberapa sumber yang ada Indonesia dikatakan masih memiliki sumber yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, namun masih banyak juga masyarakat yang belum mendapatkan kebutuhan pangan yang mencukupi khususnya beras. Hal tersebut berkaitan dengan permasalahan kurangnya ketersediaan beras yang diakibatkan karena tingginya tingkat kehilangan pasca panen dari padi.
Tingginya tingkat kehilangan pasca panen padi dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu karena kurang tersedianya alat dan mesin pertanian yang memadai, pengolahan pasca panen yang kurang baik, masih banyak para petani yang menggunakan cara-cara tradisional dalam pemanenannya sehingga gabah banyak tercecer, selain itu pengelolaan hasil panen yang kurang optimal terutama dalam hal penyimpanan gabah (padi) tersebut.
 Permasalahan - permasalahan tersebut harus segera diatasi, dengan adanya penyediaan alat dan mesin pertanian dengan teknologi yang memadai, adanya penyuluhan kepada para petani dalam penggunaan alat dan mesin pertanian tersebut, karena  tidak sedikit para petani yang belum paham mngenai penggunaan alat dan mesin pertanian. Penyimpanan gabah pun menjadi bagian utama yang harus dikelola dengan baik karena berpengaruh langsung terhadap banyak sedikitnya gabah yang akan digiling nanti. Dengan adanya penyimpanan gabah yang baik maka gabah akan terhindar dari kerusakan, maupun gangguan dari hama ataupun dari kehilangan sebagian hasil gabah.

Penyimpanan Gabah
Penyimpanan gabah dilakukan untuk mempertahankan agar gabah dalam kondisi yang baik dalam jangka waktu tertentu. Pengelolaan dan penyimpanan yang kurang baik akan menyebabkan terjadinya respirasi sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada gabah, selain itu akan tumbuh jamur serta munculnya beberapa pengganggu seperti tikus dan serangga-serangga yang dapat memakan gabah sehingga akan menyebabkan mutu gabah menjadi turun.
Sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa cara penyimpanan gabah, agar gabah tidak mudah rusak ataupun mengurangi gangguan dari serangga-serangga yang dapat menurunkan mutu, beberapa cara tersebut yaitu :
·        Penyimpanan Secara Tradisional
Penyimpanan secara tradisional sering digunakan oleh para petani. Penyimpanan secara tradisonal ini dapat dilakukan dengan penyimpanan gabah di dalam lumbung ataupun didalam karung.
Penyimpanan gabah di dalam lumbung dapat dilakukan dengan sistem curah, yaitu gabah yang sudah kering dicurahkan pada suatu tempat (lumbung) yang dianggap aman dari ganggunan hama mau pun cuaca. Gabah yang akan  di simpan ini adalah gabah yang dalam keadaan kering dan sejuk (tidak panas) dan diupayakan gabah yang disimpannya itu bebas dari ganggunan serangga hama gudang, gangguan tikus, burung atau gangguan lainnya.  Sebelum melakukan penyimpanan, gabah dan lumbung harus dibersihkan terlebih dahulu. Gabah harus dibersihkan dari debu, kotoran maupun dari serangga hama sedangkan lumbung untuk penyimpanan harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan pembersihan lumbung dari kotoran, hama, dan sisa gabah sebelumnya. Jika lumbung dalam keadaan kotor maka tikus akan mudah menyerang, untuk pencegahan pengganggu berupa tikus dapat juga menggunakan alat perangkap, untuk penggunaan pestisida digunakan  jika diperlukan saja.
Sedangkan penyimpanan gabah menggunakan kemasan karung, terlebih dahulu kita harus memperhatikan karung yang akan menjadi tempat penyimpanan gabah. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
1.      kemasan karung harus dapat melindungi gabah dari kerusakan dalam pengangkutan dan atau penyimpanan.
2.      kemasan karung tidak boleh mengakibatkan kerusakan atau pencemaran terhadap gabah yang disimpannya. Oleh karena itu bahan kemasan/ karung dan karung tidak membawa organisme pengganggu tanaman seperti serangga hama
3.      kemasan karung harus kuat, dapat menahan tumpukan dan melindungi fisik dan tahan terhadap goncangan serta dapat mempertahankan keseragaman.
Penyimpanan menggunakan karung tidak lepas dari kekurangan tetapi juga mempunyai kelebihan. Kelebihan dari penyimpanan menggunakan karung ini adalah gabah dapat diaerasi secara alami karena karung memiliki lubang-lubang kecil, kemudian selain itu karung dapat diberikan label dan diisi gabah dari berbagai jenis sehingga dapat disimpan secara terpisah misalnya gabah untuk benih disimpan secara terpisah dengan gabah untuk konsumsi, kelebihan yang selanjutnya adalah karung mudah dipindah-pindah dan dapat disimpan di rumah,
Sedangkan untuk kekurangannnya yaitu karung mudah rusak, maka dapat dikatakan relatif mahal karena hanya bisa dipakai satu atau dua kali saja, disamping itu juga tidak dapat melindungi dari ancaman air, serangga ataupun hama tikus.
Adapun langkah-langkah penyimpanan gabah menggunakan karung yaitu Gabah dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar airnya berkisar anatara 12 – 14% kemudian karung untuk penyimpanan dibersihkan agar bebas dari hama dan penyakit. Selanjutnya gabah yang telah kering tersebut dimasukkan ke dalam karung yang sudah bersih, kondisi gabah diperiksa setiap 2 minggu, jangan sampai gabah menjadi panas, bau, berkutu dan sebagainya. Karung tempat pengemasan gabah jangan ditaruh langsung diatas lantai atau menempel dinding gudang, hal tersebut untuk menjaga agar gabah tidak lembab. Dan langkah yang terakhir yaitu tumpukan karung disusun secara rapi dan upayakan ada sirkulasi udara yang baik.
·        Penyimpanan Modern
Penyimpanan secara modern ini dapat berupa penyimpanan tertutup/hermetic (kedap udara), penyimpanan dengan cara ini jarang digunakan oleh para petani. Penyimpanan kedap udara ini mencakup penempatan gabah ke dalam wadah yang menghentikan pergerakan udara (oksigen) serta air antar atmosfir luar dan gabah yang disimpan.
Penyimpanan kedap udara ini dapat menggunakan karung super IRRI, Peengemasn dengan karung ini, tidak digunakan langsung akan tetapi sebagai pelapis dalam karung pengemasan seperti karung goni ataupun karung plastik. Jenis karung ini dirancang untuk menyinpan gabah/ benih sampai 50 kg.
Karung super IRRI tersebut  dapat memperpanjang masa kecambah benih untuk masa tanam hingga mencapai 12 bulan atau dapat menjaga viabilitas gabah serta menjaga kualitas gabah karena dengan penyimpanan kedap udara ini dapat menjaga stabilitas kandungan air gabah. Selain itu dapat mengendalikan hama serangga digudang tanpa menggunakan insektisida, hal tersbut dapat terjadi karenakarung super IRRI dapat mengurangi aliran oksigen ataupun uap air ke udara luar.Jika ditutup dengan baik, respirasi (penguapan) gabah dapat ditekan. Dengan terjadinya pengurangan tingkat oksigen ini maka akan dapat menekan daya hidup serangga. Selain itu, stabilitas pengendalian kandungan air gabah didalam karung menjaga tingkat kebasahan dan kekeringan dari gabah.
Penyimpanan menggunakan karung ini dilakukan dengan terlebih dahulu memasukkan karung super IRRI tersebut kedalam karung goni atau karung plastik yang biasa digunakan untuk menyimpan gabah kemudian karung super diisi dengan gabah kering dengan kadar air kurang dari 14%. Selanjutnya  udara diatas gabah dihilangkan dengan menguatkan ikatannya, karung ditutup dengan cara memelintir bagian atas plastik, kemudian lipat menjadi dua. Selanjutnya, ikat ujungnya dengan karet atau selotip yang kuat. Dan langkah yang terakhir tutup bagian luar karung dengan hati-hati agar gabah yang disimpannya itu tidak menusuk atau membuat karung super IRRI bocor.
Kesimpulan
Berdasarkan dari penjelasan  tersebut, pengolahan pasca panen sangat penting terutama penyimpanan gabah. Cara penyimpanan gabah perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya agar kehilangan hasil atau susut bobot gabah (padi) yang diakibatkan oleh serangga, dan respirasi dapat berkurang atau bahkan meniadakan susut bobot tersebut. Penyimpanan gabah yang dianggap paling efektif adalah penyimpanan dengan cara hermetic (kedap udara)  karena penyimpanan ini menghentikan pergerakan udara (oksigen) serta air antar atmosfir luar dan gabah yang disimpan sehingga akan dapat menekan daya hidup serangga. Selain itu, stabilitas pengendalian kandungan air gabah didalam karung menjaga tingkat kebasahan dan kekeringan dari gabah.

SUMBER
·       http://sumsel.litbang.deptan.go.id/index.php/component/content/article/53-it-1/166 pnyimpn-bnh
·       http://penyuluhthl.wordpress.com/2011/05/20/menyimpan-gabah-curah-dalam-lumbung/
·       http://penatanian.blogspot.com/2010/09/tata-cara-penyimpanan-pengemasan-maupun.html

Respon Tanaman Terhadap Gejala Pemanasan Global Saat ini

Global warming merupakan peningkatan suhu bumi akibat aktivitas manusia seperti perindustrian yang meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca seperti CO2, metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Meningkatnya suhu global tersebut menyebabkan berbagai perubahan terutama perubahan cuaca dan iklim menjadi tidak stabil,  hal tersebut dapat mempengaruhi hal lainnya sehingga dapat menimbulkan masalah baru khususnya bagi tanaman.
Perubahan cuaca dan iklim menjadi tidak stabil akan mempengaruhi tanaman dalam beradaptasi terhadap kondisi yang baru, bahkan tidak sedikit tanaman budidaya mengalami gagal panen akibat efek perubahan cuaca dan iklim yang tidak stabil tersebut.
Global warming ditandai dengan meningkatnya gas rumah kaca terutama CO2. Beberapa pendapat mengatakan bahwa meningkatnya konsentrasi CO2 di atmosfer sebenarnya memberikan dampak yang positif bagi proses fisiologis tanaman, yaitu merangsang fotosintesis sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produktivitasnya. Namun seiring dengan meningkatnya konsentrasi COmaka peningkatan suhu pun juga ikut terjadi, hal tersebut dapat menghilangkan pengaruh positif yang telah dikemukakan sebelumnya. Peningkatan suhu akan menyebabkan peningkatan respirasi pada tanaman sehingga dapat menurunkan produktivitas tanaman.
 Peningkatan gas CO2 di atmosfer mendapat respon yang berbeda-beda oleh masing-masing tanaman tergantung dari jenis tanaman serta kombinasi faktor-faktor pertumbuhan yang lain. Proses fisiologis pada tanaman yaitu fotosintesis dan respirasi, sangat bergantung pada kondisi CO2 di udara dan proses-proses fisologis tersebut akan mempengaruhi hasil tanaman. Dengan adanya perubahan kosentrasi CO2 di udara akan berpengaruh terhadap proses-proses tersebut sebagai suatu bentuk adaptasi tanaman.
Berbagai penelitian dilakukan untuk menunjukkan bahwa respon terhadap peningkatan kosentrasi CO2 udara terjadi mulai dari perubahan anatomi hingga proses fisiologis tanaman. Sebuah pengamatan dengan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan adanya penipisan pada dinding bundle seath cell pada tanaman yang ditanam pada kosentrasi CO2 700 μl l-1 dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada kosentrasi 350 μl l-1. Hal ini diakibatkan oleh penurunan jumlah suberin pada dinding sel dan menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas bundle seath cell terhadap CO2. Sedangkan peningkatan kosentrasi CO2 tidak menunjukkan perubahan nyata pada jumlah stomata serta panjang sel penjaga (Walting et al., 2000). Selain itu juga terjadi perbedaan respon fotosintesis antara jenis tanaman C3 dan C4 terhadap perubahan kosentrasi CO2 di udara. Beberapa tanaman mengalami perubahan biokimia sebagai tanggapan atas peningkatan CO2. Fotosintesis pada tanaman C3 mengalami peningkatan dengan bertambahnya kosentrasi CO2 di udara. Aktivitas Rubisco pada mesofil mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebagai respon dari peningkatan CO2 udara. Beberapa penelitian menggunakan tanaman C3 (padi, gandum dan kedelai) menunjukkan adanya peningkatan total fotosintesis dan hasil pada kondisi elevated COdibandingkan dengan ambient CO2. Peningkatan kosentrasi CO2, menstimulasi peningkatan asimilasi CO2, pertumbuhan serta hasil tanaman C3 melalui penurunan aktivitas fotorespirasi serta peningkatan fiksasi CO2 oleh Rubisco. Ada asumsi bahwa peningkatan CO2 di atmosfer akan menurunkan pengambilan O2 oleh tanaman, namun demikian sebuah penelitian dengan enam ratus kali pengukuran pada sembilan jenis tanaman yang dilakukan di Illinois terhadap peningkatan kosentrasi CO2 dalam jangka waktu yang panjang menunjukkan tidak adanya penurunan pengambilan O2 respirasi tanaman (Davey et al., 2004).
Berbagai pendapat yang muncul tentang peningkatan CO2 dapat memicu peningkatan hasil harus dikaji terlebih dahulu melalui penelitian dengan mempertimbangkan berbagai faktor lain yang berubah.

Berbagai sumber.

Peran faktor-faktor lingkungan (Cahaya, temperatur, CO2 , dan Air) bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Perkembangan merupakan suatu proses perubahan hormonal, proses diferensiasi menghasilkan organ dengan fungsi yang berbeda sedangkan pertumbuhan merupakan suatu proses pertambahan jumlah sel yang tidak dapat kembali. Kedua hal tersebut memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup. Misalnya saja pada tanaman, dengan tumbuh dan berkembang tanaman dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya. Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman sangat dipengeruhi oleh berbagai macam faktor, pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut pada dasarnya akan dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti cahaya, suhu (temperatur), CO2, dan air. Faktor-faktor lingkungan tersebut adalah sebagai berikut:
·        Cahaya
Cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis, cahaya juga berperan dalam respirasi dan peningkatan suhu. Fotosintesis pada tanaman tergantung oleh adanya cahaya, air dan karbondioksida tidak dapat langsung dapat menjadi zat gula (glukosa) tanpa adanya bantuan cahaya.
Tanaman tidak dapat menerima semua radiasi matahari, tanaman memerlukan intensitas cahaya dan panjang gelombang tertentu untuk berfotosintesis. Cahaya tampak dengan panjang gelombang 400 sampai dengan 700 nm merupakan cahaya yang dapat diserap tanaman pada umumnya. Selain memberikan manfaat bagi tanaman, cahaya juga dapat menhaghambat pertumbuhan tanaman, khususnya bagi tanaman yang masih muda. Hal tersebut terjadi karena cahaya menghambat hormon tertentu yaitu auksin yang berperan dalam merangsang pembelahan sel untuk pertumbuhan tanaman tersebut.
Masing-masing tanaman memiliki respon yang berbeda terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran yang dikenal dengan fotoperiodisme. Sehingga tanaman dapat digolongkan menjadi tanaman hari pendek, tanaman hari panjang, dan netral. Tanaman hari pendek merupakan tanaman yang membutuhkan lama penyinaran kurang dari 12 jam untuk pembungaanya, sedangkan untuk tanaman hari panjang membutuhkan lama penyinaran lebih dari 12 jam, dan tanaman hari netral membutuhkan lama penyinaran selama 12 jam yang digunakan untuk pembungaannya.
Kebutuhan intesitas cahaya juga berbeda tergantung dari jenis tanamannya. Tanaman C3 dan C4 memiliki kebutuhan intensitas cahaya yang berbeda. Kebutuhan intensitas cahaya C4 lebih tinggi dari pada tanaman C3 karena tingkat fotosintesis tanaman C4 yang tinggi hal tersebut disebabkan karena tanaman C4 memiliki lebih banyak kloroplas yang terdapat pada seludang pembuluh.
·        Suhu (Temperatur)
Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting seperti bukaan stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi. Tanaman memiliki suhu optimum untuk tumbuh yaitu berkisar antara 15 0 C hingga 30 0 C karena enzim-anzim yang bekerja dalam tubuh tanaman membutuhkan suhu optimum tersebut, jika melewati suhu optimum maka selanjutnya yang terjadi adalah menurunnya aktivitas enzim.
Pengendalian proses-proses fisik dan kimiawi oleh suhu kemudian akan berlanjut pada pengendalian reaksi biologi dalam tubuh tanaman. Misalnya suhu menentukan laju difusi dari gas dan zat cair dalam tanaman. Kecepatan reaksi kimia juga sangat dipengaruhi suhu, jika suhu semakin tinggi dalam batas tertentu reaksi pun semakin cepat.
Peningkatan suhu dapat dipengaruhi oleh peningkatan intensitas cahaya matahari. Jika kelembaban di sekitar tanaman rendah dan dengan adanya peningkatan suhu tekanan pun juga akan meningkat sehingga terjadi perbedaan potensial dalam tanaman yang dapat menyebabkan akar dapat menyerap unsur hara, proses transipirasi (hilangnya kandungan air dari tanaman) pun tinggi karena kelembaban disekitar tanaman rendah namun jika kelembaban tinggi proses transpirasi rendah karena di sekitar tanaman sudah jenuh dengan uap air.
Peningkatan suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman juga akan mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim kemarau. Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang lengas tanahnya terbatas.
Jika temperatur terlalu tinggi dapat menyebabkan laju transpirasi meningkat, bahkan dapat melampaui penyerapan air oleh akar tanaman selanjutnya akan mengakibatkan sel tanaman mengering dan akhirnya mati.

·        CO2
Tanaman memerlukan karbon dioksida sebagai bahan dasar berlangsungnya fotosintesis. Dengan adanya karbon dioksida, air dan cahaya matahari maka proses fotosintesis akan berjalan. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat tergantung pada proses fotosintesis, karena dalam proses tersebut dihasilkan karbohidrat yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman itu sendiri.
Tanaman memililiki respon yang berbeda terhadap peningkatan konsentrasi karbon dioksida, tergantung dari jenis tanamannya. Tanaman C3 memiliki respon yang tinggi terhadap peningkatan karbondioksida jika dibandingkan dengan C4. Hal tersebut karena tanaman C3 memiliki titik kompensasi yang tinggi terhadap kebutuhan karbondioksida dibandingkan dengan tanaman C4.
·        Air
Air merupakan komponen utama penyusun sel makhluk hidup, berfungsi dalam fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzim ezimatik, menjaga kelembaban, dan memberikan turgor bagi sel.
Ketersediaan air bagi tanaman dapat mempengaruhi kondisi tanaman itu sendiri. Jika jumlah air terlalu banyak sampai menimbulkan genangan maka dapat menimbulkan cekaman aerasi bagi tanaman. Namun jika jumlahnya terlalu sedikit, maka akan  menimbulkan cekaman kekeringan. Sehingga diperlukan penglolaan air yang baik agar air dapat digunakan secara efisien dan berfungsi optimum bagi pertumbuhan serta perkembangan tanaman.
Kekurangan (stres) air pada tanaman akan menyebabkan tekanan osmotik tinggi dan tekanan turgor menurun akibatnya stomata menutup sehingga proses difusi CO2 dari atmosfir ke tanaman juga menurun , proses fotosintesis pun juga ikut menurun. Hal tersebut tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena dapat menyebabkan tanaman tidak dapat membuat makanannya yang nantinya diakhiri dengan kelayuan dan kematian tanaman itu sendiri.

Berbagai sumber.

GAHARU

Pohon gaharu merupakan salah satu jenis tanaman yang paling banyak diburu orang. Penyebabnya yaitu tingginya nilai ekonomis dari kayu gaharu itu sendiri. Tumbuhan yang memiliki nama latin Aquilaria malaccensis ini bisa dikatakan merupakan tanaman saingan dari kayu cendana. Bisa dikatakan demikian sebab keduanya memiliki nilai ekonomis tinggi akibat kegunaannya sebagai bahan baku pembuatan aneka jenis wewangian yang dipakai manusia. Sekarang pohon gaharu tergolong spesies tanaman yang rentan punah. Hal itu disebabkan minimnya jumlah bibit gaharu akibat minimnya upaya pelestarian kayu gaharu.

Keunikan dari pohon gaharu adalah proses terciptanya gubal gaharu atau damar wangi yaitu bahan yang dipakai untuk bahan baku wewangian. Bila tanaman pada umumnya akan sakit dan mati terinfeksi penyakit sehingga orang akan berusaha mencari cara menyingkirkan tanaman dari segala infeksi, tapi semua itu tidak berlaku pada pohon gaharu. Pohon gaharu ini akan bermanfaat akibat terinfeksi penyakit. Infeksi ini terjadi akibat kapang parasit dari sejenis jamur yang bernama Phaeoacremonium parasitica. Infeksi ini menjadikan terciptanya gubal gaharu atau damar wangi.
Budidaya gaharu masih sedikit dilakukan, baru beberapa orang saja yang melakukannya. Hal itu tidak lepas dari masih rendahnya kesadaran masyarakat, mereka lebih senang mencari kayu gaharu dari hutan bahkan penjarahan pohon gaharu dilokasi budidaya kerap terjadi.

Baru akhir-akhir ini disaat pohon gaharu mulai langka dan harga jual getahnya semakin mahal. Usaha budidaya gaharu menjadi semakin dilirik pengusaha. Di Indonesia pengembangan pohon gaharu dilakukan di Nusa Tenggara Timur. Untuk melakukakan budidaya gaharu mudah hanya saja harus memiliki lahan yang cukup luas bila menginginkan hasil yang fantastis. Pohon gaharu memiliki sifat seperti tanaman hutan pada umumnya, untuk budidaya bisa dilakukan dengan menanam bibit dari anakan induk gaharu dengan jarak tanam sekitar tiga kali enam meter. Setelah umur sekitar 1 sampai 3 tahun bibit pohon gaharu sudah bisa dijual. Dan bila tanaman mencapai usia 5 sampai 8 tahun bisa dipanen getahnya, tapi sebelumnya disuntik dahulu obat pemuncul getah atau dengan kata lain obat yang menjadikan pohon gaharu terinfeksi.

Sumber: http://duniatanaman.com/pohon-gaharu-sebuah-alternatif-baru.html

PENYIMPANAN PADI (GABAH)

Salah satu masalah utama bagi masyarakat adalah masalah bahan pangan, yaitu berkaitan dengan dengan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Padi merupakan salah satu bahan pangan yang menjadi perhatian, terutama berkaitan dengan pemenuhannya sebagai makanan pokok bagi masyarakat khususnya Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan pertambahan penduduk yang cepat. Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk maka kebutuhan akan bahan pangan pun akan meningkat. Dari beberapa sumber yang ada Indonesia dikatakan masih memiliki sumber yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, namun masih banyak juga masyarakat yang belum mendapatkan kebutuhan pangan yang mencukupi khususnya beras. Hal tersebut berkaitan dengan permasalahan kurangnya ketersediaan beras yang diakibatkan karena tingginya tingkat kehilangan pasca panen dari padi.
Tingginya tingkat kehilangan pasca panen padi dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu karena kurang tersedianya alat dan mesin pertanian yang memadai, pengolahan pasca panen yang kurang baik, masih banyak para petani yang menggunakan cara-cara tradisional dalam pemanenannya sehingga gabah banyak tercecer, selain itu pengelolaan hasil panen yang kurang optimal terutama dalam hal penyimpanan gabah (padi) tersebut.
 Permasalahan - permasalahan tersebut harus segera diatasi, dengan adanya penyediaan alat dan mesin pertanian dengan teknologi yang memadai, adanya penyuluhan kepada para petani dalam penggunaan alat dan mesin pertanian tersebut, karena  tidak sedikit para petani yang belum paham mngenai penggunaan alat dan mesin pertanian. Penyimpanan gabah pun menjadi bagian utama yang harus dikelola dengan baik karena berpengaruh langsung terhadap banyak sedikitnya gabah yang akan digiling nanti. Dengan adanya penyimpanan gabah yang baik maka gabah akan terhindar dari kerusakan, maupun gangguan dari hama ataupun dari kehilangan sebagian hasil gabah.

Penyimpanan Gabah
Penyimpanan gabah dilakukan untuk mempertahankan agar gabah dalam kondisi yang baik dalam jangka waktu tertentu. Pengelolaan dan penyimpanan yang kurang baik akan menyebabkan terjadinya respirasi sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada gabah, selain itu akan tumbuh jamur serta munculnya beberapa pengganggu seperti tikus dan serangga-serangga yang dapat memakan gabah sehingga akan menyebabkan mutu gabah menjadi turun.
Sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa cara penyimpanan gabah, agar gabah tidak mudah rusak ataupun mengurangi gangguan dari serangga-serangga yang dapat menurunkan mutu, beberapa cara tersebut yaitu :
·        Penyimpanan Secara Tradisional
Penyimpanan secara tradisional sering digunakan oleh para petani. Penyimpanan secara tradisonal ini dapat dilakukan dengan penyimpanan gabah di dalam lumbung ataupun didalam karung.
Penyimpanan gabah di dalam lumbung dapat dilakukan dengan sistem curah, yaitu gabah yang sudah kering dicurahkan pada suatu tempat (lumbung) yang dianggap aman dari ganggunan hama mau pun cuaca. Gabah yang akan  di simpan ini adalah gabah yang dalam keadaan kering dan sejuk (tidak panas) dan diupayakan gabah yang disimpannya itu bebas dari ganggunan serangga hama gudang, gangguan tikus, burung atau gangguan lainnya.  Sebelum melakukan penyimpanan, gabah dan lumbung harus dibersihkan terlebih dahulu. Gabah harus dibersihkan dari debu, kotoran maupun dari serangga hama sedangkan lumbung untuk penyimpanan harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan pembersihan lumbung dari kotoran, hama, dan sisa gabah sebelumnya. Jika lumbung dalam keadaan kotor maka tikus akan mudah menyerang, untuk pencegahan pengganggu berupa tikus dapat juga menggunakan alat perangkap, untuk penggunaan pestisida digunakan  jika diperlukan saja.
Sedangkan penyimpanan gabah menggunakan kemasan karung, terlebih dahulu kita harus memperhatikan karung yang akan menjadi tempat penyimpanan gabah. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
1.      kemasan karung harus dapat melindungi gabah dari kerusakan dalam pengangkutan dan atau penyimpanan.
2.      kemasan karung tidak boleh mengakibatkan kerusakan atau pencemaran terhadap gabah yang disimpannya. Oleh karena itu bahan kemasan/ karung dan karung tidak membawa organisme pengganggu tanaman seperti serangga hama
3.      kemasan karung harus kuat, dapat menahan tumpukan dan melindungi fisik dan tahan terhadap goncangan serta dapat mempertahankan keseragaman.
Penyimpanan menggunakan karung tidak lepas dari kekurangan tetapi juga mempunyai kelebihan. Kelebihan dari penyimpanan menggunakan karung ini adalah gabah dapat diaerasi secara alami karena karung memiliki lubang-lubang kecil, kemudian selain itu karung dapat diberikan label dan diisi gabah dari berbagai jenis sehingga dapat disimpan secara terpisah misalnya gabah untuk benih disimpan secara terpisah dengan gabah untuk konsumsi, kelebihan yang selanjutnya adalah karung mudah dipindah-pindah dan dapat disimpan di rumah,
Sedangkan untuk kekurangannnya yaitu karung mudah rusak, maka dapat dikatakan relatif mahal karena hanya bisa dipakai satu atau dua kali saja, disamping itu juga tidak dapat melindungi dari ancaman air, serangga ataupun hama tikus.
Adapun langkah-langkah penyimpanan gabah menggunakan karung yaitu Gabah dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar airnya berkisar anatara 12 – 14% kemudian karung untuk penyimpanan dibersihkan agar bebas dari hama dan penyakit. Selanjutnya gabah yang telah kering tersebut dimasukkan ke dalam karung yang sudah bersih, kondisi gabah diperiksa setiap 2 minggu, jangan sampai gabah menjadi panas, bau, berkutu dan sebagainya. Karung tempat pengemasan gabah jangan ditaruh langsung diatas lantai atau menempel dinding gudang, hal tersebut untuk menjaga agar gabah tidak lembab. Dan langkah yang terakhir yaitu tumpukan karung disusun secara rapi dan upayakan ada sirkulasi udara yang baik.
·        Penyimpanan Modern
Penyimpanan secara modern ini dapat berupa penyimpanan tertutup/hermetic (kedap udara), penyimpanan dengan cara ini jarang digunakan oleh para petani. Penyimpanan kedap udara ini mencakup penempatan gabah ke dalam wadah yang menghentikan pergerakan udara (oksigen) serta air antar atmosfir luar dan gabah yang disimpan.
Penyimpanan kedap udara ini dapat menggunakan karung super IRRI, Peengemasn dengan karung ini, tidak digunakan langsung akan tetapi sebagai pelapis dalam karung pengemasan seperti karung goni ataupun karung plastik. Jenis karung ini dirancang untuk menyinpan gabah/ benih sampai 50 kg.
Karung super IRRI tersebut  dapat memperpanjang masa kecambah benih untuk masa tanam hingga mencapai 12 bulan atau dapat menjaga viabilitas gabah serta menjaga kualitas gabah karena dengan penyimpanan kedap udara ini dapat menjaga stabilitas kandungan air gabah. Selain itu dapat mengendalikan hama serangga digudang tanpa menggunakan insektisida, hal tersbut dapat terjadi karenakarung super IRRI dapat mengurangi aliran oksigen ataupun uap air ke udara luar.Jika ditutup dengan baik, respirasi (penguapan) gabah dapat ditekan. Dengan terjadinya pengurangan tingkat oksigen ini maka akan dapat menekan daya hidup serangga. Selain itu, stabilitas pengendalian kandungan air gabah didalam karung menjaga tingkat kebasahan dan kekeringan dari gabah.
Penyimpanan menggunakan karung ini dilakukan dengan terlebih dahulu memasukkan karung super IRRI tersebut kedalam karung goni atau karung plastik yang biasa digunakan untuk menyimpan gabah kemudian karung super diisi dengan gabah kering dengan kadar air kurang dari 14%. Selanjutnya  udara diatas gabah dihilangkan dengan menguatkan ikatannya, karung ditutup dengan cara memelintir bagian atas plastik, kemudian lipat menjadi dua. Selanjutnya, ikat ujungnya dengan karet atau selotip yang kuat. Dan langkah yang terakhir tutup bagian luar karung dengan hati-hati agar gabah yang disimpannya itu tidak menusuk atau membuat karung super IRRI bocor.
Kesimpulan
Berdasarkan dari penjelasan  tersebut, pengolahan pasca panen sangat penting terutama penyimpanan gabah. Cara penyimpanan gabah perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya agar kehilangan hasil atau susut bobot gabah (padi) yang diakibatkan oleh serangga, dan respirasi dapat berkurang atau bahkan meniadakan susut bobot tersebut. Penyimpanan gabah yang dianggap paling efektif adalah penyimpanan dengan cara hermetic (kedap udara)  karena penyimpanan ini menghentikan pergerakan udara (oksigen) serta air antar atmosfir luar dan gabah yang disimpan sehingga akan dapat menekan daya hidup serangga. Selain itu, stabilitas pengendalian kandungan air gabah didalam karung menjaga tingkat kebasahan dan kekeringan dari gabah.

SUMBER
·       http://sumsel.litbang.deptan.go.id/index.php/component/content/article/53-it-1/166 pnyimpn-bnh
·       http://penyuluhthl.wordpress.com/2011/05/20/menyimpan-gabah-curah-dalam-lumbung/
·       http://penatanian.blogspot.com/2010/09/tata-cara-penyimpanan-pengemasan-maupun.html