Kelembaban udara relatif ( RH, Relative Humidity) adalah
perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara, pada suatu
waktu tertentu dengan jumlah uap air maksimal yang dapat ditampung oleh udara
tersebut pada tekanan dan temperatur yang sama.
Tingkat kelembaban diukur berdasarkan kelembaban nisbi
(relative humidity) dalam satuan persen yang menunjukkan banyaknya uap air di
udara dibandingkan maksimum uap air yang dapat disimpan pada suhu tertentu.
Udara panas menyimpan lebih banyak uap air dibanding udara dingin, sehingga
jika suhu naik maka persentase uap air di udara akan turun. Jika kelembaban
melebihi 100%, maka uap air berkondensasi dalam bentuk air hujan.
Dalam konteks pertanian yaitu budi daya tanaman,
kelembaban dipengaruhi dan mempengaruhi laju transpirasi tanaman. Tingginya
laju transpirasi akan meningkatkan laju penyerapan air oleh akar hingga batas
tertentu, namun jika terlalu tinggi melampaui laju penyerapan dan terjadi
secara terus menerus akan menyebabkan tanaman mengering. Kelembaban udara
bersama dengan temperatur paling banyak mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan hama dan penyakit tanaman
Masing-masing tanaman menyukai kelembaban yang
berbeda-beda. Kelembaban sangat penting untuk
sebagian tanaman. Menyemprot tanaman pada
pagi hari, membasahi lantai atau menggunakan humidifier (alat pelembab udara)
dapat membantu meningkatkan kelembaban. Udara harus selalu bergerak sekitar
tanaman untuk mencegah bakteri dan cendawan penyebar penyakit, terutama jika
terjadi kelembaban yang tinggi dan/ atau suhu dingin.
Ada beberapa alat yang biasa digunakan dalam melakukan
pengukuran kelembaban nisbi diantaranya adalah Termohigrograf Mini, termometer
bola basah bola kering, dan higrometer. Pengetahuan
tentang alat dan kegunaannya akan semakin lengkap dan optimal dengan mengamati
alat-alat tersebut dalam praktikum agroklimatologi.
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara
yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif)
maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban nisbi membandingkan antara
kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau apda kapasitas
udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air (pada
keadaan jenuh) tergantung pada suhu udara. Defisit tekanan uap air adalah
selisih antara tekanan uap air jenuh dengan tekanan uap aktual. Pengembunan
akan terjadi bila kelembaban nisbi mencapai 100 % ( Anonim, 2010 ).
Keadaan kelembapan diatas permukaan bumi berbeda-beda.
Pada umumnya, kelembapan tertinggi ada di khatulistiwa sedangkan terendah ada
pada lintang 40o daerah rendah ini disebut horse latitude, curah
hujannya kecil (Kartasapoetra, 2004).
Dalam klimatologi pertanian, dari 3 macam kelembaban yang
kita kenal yaitu kelembaban mutlak (absolute humidity), kelembaban spesifik
(specific humidity) dan kelembaban relatif/nisbi, (relative humidity) maka
kelembaban relataif/nisbilah yang banyak dipakai. Kelembaban relatif /
kelembaban nisbi udara (RH) pada hakekatnya adalah nilai nisbah antara uap air
yang terkandung dan daya kandung maksimum uap air di udara pada suatu suhu dan
tekanan tertentu, dinyatakan dalam persen (%).Ada 4 metode / cara pengukuran
RH, yaitu:
1. Metode
termodinamik (dengan alat Psikrometer)
2. Metode
perubahan ukuran (panjang) benda higroskopis (dengan alat hygrometer).
3. Metode
perubahan nilai suatu tahanan listrik.
4. Metode
kondensasi.
Untuk keperluan klimatologi pertanian, alat pengukura RH
yang banyak dipakai adalah 1 dan 2, dan diletakkan pada sangkar thermometer
(Sutiknjo. 2005).
Ada beberapa tipe dan prinsip kerja alat pengukur kelembapan udara. Pada umumnya alat yang digunakan adalah psikrometer. Alat ini terdiri dari dua termometer yang disebut termometer bola basah dan termometer bola kering. Kelembapan udara sebanding dengan selisih kedua termometer yang dapat dicari melalui tabel atau rumus. Alat pengukur kelembapan lain adalah sensor rambut. Prinsipnya bila udara lembab rambut bertambah panjang dan udara kering rambut menyusut. Perubahan panjang ini secara mekanis dapat ditransfer ke jarum penunjuk pada skala antara 0 sampai 100 %. Alat pengukur kelembapan udara tipe ini disebut hygrometer (Anonim, 2010).
Ada beberapa tipe dan prinsip kerja alat pengukur kelembapan udara. Pada umumnya alat yang digunakan adalah psikrometer. Alat ini terdiri dari dua termometer yang disebut termometer bola basah dan termometer bola kering. Kelembapan udara sebanding dengan selisih kedua termometer yang dapat dicari melalui tabel atau rumus. Alat pengukur kelembapan lain adalah sensor rambut. Prinsipnya bila udara lembab rambut bertambah panjang dan udara kering rambut menyusut. Perubahan panjang ini secara mekanis dapat ditransfer ke jarum penunjuk pada skala antara 0 sampai 100 %. Alat pengukur kelembapan udara tipe ini disebut hygrometer (Anonim, 2010).
Alat-alat untuk mengukur Relative Humidity dinamakan
Psychrometer atau Hygrometer. Pada umumnya alat bola kering dan bola basah
dinamakan Psychrometer. Dengan Hygrometer, Relative Humidity dapat langsung
dibaca. Hygrometer ialah alat yang mencatat Relative Humidity. Psikrometer bola
basah bola kering ini terdiri dari dua buah thermometer air raksa, yaitu:
a. Thermometer Bola Kering : tabung air raksa dibiarkan
kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya.
b. Thermometer Bola Basah : tabung air raksa dibasahi
agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air
dapat berkondensasi.
Hal-hal
yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban dengan mempergunakan
Psychrometer ialah:
a. Sifat peka, teliti dan cara membaca
thermometer-thermometer
b. Kecepatan udara melalui
Thermometer bola basah
c. Ukuran, bentuk,
bahan dan cara membasahi kain
d. Letak bola kering
atau bola basah
e. Suhu dan murninya
air yang dipakai untuk membasahi kain (Bayong, 2004).
Berdasarkan hasil pengamatan serta penjelasan dari Co.
ass, dapat kita ketahui bahwa ada beberapa alat untuk mengukur kelembaban
udara. Alat-alat tersebut yaitu higrograf, psikrometer bola basah bola kering
dan termohigrogaraf.
Dapat diketahui bahwa alat untuk mengukur
kelembaban udara nisbi disebut higrograf. Higrograf merupakan alat yang bisa
menunjukkan berapa derajat suhu suatu tempat dan berapa persen kelembaban udara
yang ada di tempat tersebut. Alat ini berbentuk bulat seperti arloji dan
mempunyai dua skala. Skala pertama yaitu skala yang besar yang menunjukkan
berapa kelembaban udara dan skala yang kedua yaitu skala yang kecil dibawah
skala kelembaban udara merupakan skala untuk mengukur suhu. Pemasangan
higrograf sama halnya dengan alat pengukur suhu udara. Alat ini bisa dipasang
dengan digantung pada suatu ruangan atau kamar.
Selain itu pada praktikum ini
kita juga, mengamati psikrometer bola basah bola kering. Merupakan alat
pengukur kelembaban udara. Seperti namanya, psikrometer ini terdiri dari dua
termometer yaitu termometer bola basah dan bola kering. Termometer bola basah
yang berfungsi untuk mengukur suhu rendah (minimum). Sedangkan termometer bola
kering berfungsi untuk mengukur suhu maksimum. Termometer bola basah merupakan
termometer bola kering yang bagian pengindranya dibalut dengan kain muslim dan
ditetesi aquades. Diantara kedua termometer tersebut terdapat tabung aquades
yang berfungsi untuk menampung air (aquades). Pembacaan suhu pada termometer
bola kering dan termometer bola basah pada dasarnya sama dengan pembacaan suhu
pada termometer suhu ruangan kita tinggal melihat derajat suhu yang ditunjukkan
pada saat pengukuran, dimulai dari pembacaan suhu bola basah kemudian suhu bola
kering. Namun yang membedakannya ádalah pada termometer bola basah, jika
termometer bola kering bisa langsung dibaca suhunya pada saat ditaruh pada
suatu tempat, tetapi tidak sama halnya dengan termometer bola basah. Kita dapat
mengetahui suhu yang ditunjukkan oleh bola basah apabila telah terjadi
penguapan air melalui kain muslim. Berarti termometer bola basah tersebut
bertambah sensitif pengukurannya, disebabkan karena kain muslim yang dapat
denagan cepat menguapkan air apabila terkena suhu tinngi. Untuk mendapatkan
persen kelembaban dari psikrometer bola basah bola kering ini kita perlu
menggunakan perhitungan dimana suhu termometer bola basah dan bola kering ini
sangat diperlukan. Perhitungannya yaitu dengan cara hasil selisih antara bola
kering dan bola basah yang kemudian hasil selisih tersebut dilihat pada tabel
RH. Jika hasil perhitungan tersebut tidak ada dalam tabel berarti kelembaban
pada tempat yang diukur tersebut mencapai 100 %.
Dalam praktikum ini juga, kita mengamati alat
termohigrograf mini. Alat ini digunakan untuk mengukur serta mencatat suhu dan
kelembaban nisbi udara secara bersamaan di atas kertas gerafik (pias) yang
dipasang pada sekeliling drum arloji. Yang tertera pada kertas pias itulah yang
menjadi angka berapa kelembaban udara disuatu tempat. Kertas pias tersebut
terdiri dari 2 kolom, kolom yang diatas untuk skala derajat temperatur
sedangkan kolom yang dibawah untuk skala persen kelembaban. Alat termohigrograf
mini ini mempunyai drum arloji yang nantinya dipasangkan gir (roda gigi). Gir
ini ada 2 macam, yang pertama gir (roda gigi) yang memiliki 18 buah gigi untuk
pencatatan 7 hari, sedangkan gir yang memiliki 22 gigi untuk pencataan satu
hari. Terdapat juga 2 pena dimana pena pada bagian atas berfungsi untuk
mencatat derajat suhu sedangkan pena bagian bawah berfungsi mencatat persen
kelembaban. Alat ini menggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur
kelembaban udara dan menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua sensor
dihubungkan ke penunjuk yang merupakan pena penulis di atas kertas pias yang
berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat
suhu dan kelembapan setiap waktu secara otomatis pada pias. Penggunaan rambut
sebagai sensor untuk kelembaban disebabkan karena rambut memiliki tanggapan
yang bersifat tidak linear terhadap perubahan kelembaban. Alat ini juga
mempunyai sekrup penyusaian yaitu sekrup penyusaian kelembaban nisbi yang
berada diatas dan sekrup penyesuaian suhu yang terletak disamping. Alat ini
sensitif sekali terhadap debu, maupun kotoran-kotoran yang bisa saja mengganggu
ketelitian alat tersebut oleh karena itu alat ini juga dilengkapi dengan tutup
(sangkar alat) tujuannya agar alat terhindar dari debu maupun kotoran-kotoran
yang akan mengganggu pegukuran dari alat itu sendiri.
Pada bidang pertanian, alat-alat tersebut sangat
dibutuhkan. Karena dalam bidang pertanian dibutuhkan pengetahuan tentang
kelembaban udara serta suhu yang ada, untuk penanaman tanaman. Seperti yang
kita ketahui tanaman akan tumbuh maksimal pada suhu yang optimum dan suhu
tersebut nantinya akan mempengaruhi kelembaban itu sendiri. Kelembaban akan mempengaruhi
laju transpirasi tanaman-tanaman pertanian, yang juga akan mempengaruhi banyak
atau tidaknya penyerapan unsur-unsur hara di dalam tanah. Tentunya keterkaitan
kelembaban udara dengan yang lainnya tersebut nantinya akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh karena itu para pengamat tanaman
harus menyesuaikan waktu penanaman dengan kelembaban udara yang ada untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang baik bagi tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2010. Alat-alat klimatologi Konvensional. http://www.gawkototabang
.wordpress.com. Diakses pada tanggal 14 November 2010, pukul 13:00
WITA.
Kartasapoetra,
A.G. 2004. Klimatologi Pengaruh iklim Terhadap Tanah dan Tanaman Edisi
Revisi. Bumi Aksara: Jakarta.
Sutiknjo,
Tutut D. 2005. Petunjuk Praktikum Klimatologi. Fak. Pertanian
Universitas Kediri: Kediri.
Tjasyono,
Bayong. 2004. Klimatologi. ITB: Bandung.