Penyakit Pada Tanaman Anggrek

Selasa, 07 Desember 2010

| | |
Curah hujan sangat tinggi, menyebabakan kelembaban relatif lebih tinggi dari biasanya. Jamur dan bakteri akan berkembang pesat. Untuk tanaman anggrek kondisi ini sangat tidak menguntungkan. Terutama  tanaman anggrek yang tidak memakai green house, alias dipelihara dialam terbuka dengan naungan paranet. Kurang ketelitian akan serangan jamur dan bakteri pada tanaman anggrek akan mematikan tanaman  karena penyebaran penyakit ini terjadi dengan cepat. Dan berikut ini adalah beberapa penyakit pada tanaman anggrek yang disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus:
1. Penyakit yang disebabkan oleh jamur(Cendawan)
Secara umum ditandai dengan rusaknya jaringan terutama pada daun. Pada daun bagian bawah terlihat noda-noda warna kuning dan spora jamurnya terlihat sebagai bintik-bintik warna coklat kehitaman. Kebanyakan jamur menyerang pangkal daun dan biasanya pada phalaenopsis, vanda, spathoglottis dan cymbidium. Dengan ciri, daun tampak seperti masih segar, tapi tiba-tiba terlepas karena pangkalnya membusuk dan berlendir.
  • Penyakit busuk hitam (bercak hitam). Disebabkan oleh jamur Phytophtora omnivora. Cirinya timbul warna hitam pada pangkal daun tanaman anggrek. Daun yang terserang terkulai lemas, karena pangkal daun yang menghitam akan melunak dan akhirnya membusuk.  Dapat dikendalikan dengan fungisida seperti baycor, benlate, vondoszeb 80 WP, Diethane M-45.
  • Penyakit busuk akar. Disebabkan oleh jamur Rhizoctania sp. Gejala tanaman anggrek yang terserang penyakit ini batangnya menipis dan membengkok serta daunnya rontok. Pada awalnya jamur ini menyerang leher akar anggrek yang kemudian menjalar ke batang tanaman. Pengendaliannya dengan fungisida seperti benlate, diethane M-45, vondoszeb 80 WP, baycor atau truban.
  • Penyakit layu fusarium. Disebabkan oleh jamur Fusarium sp. Layu fusarium menyerang pada akar yang terluka, yaitu saat pindah tanam atau saat perbanyakan tanaman dengan membelah rimpang. Gejalanya tanaman anggrek yang terserang layu seperti kekurangan air, daunya menguning dan mengeriput. Mengatasinya saat pindah tanam akar dapat direndam dengan fungisida. Luka pada rimpang saat perbanyakan tanaman dapat diolesi antracol atau diethane M-45. Sedang penyemprotan dapat dilakukan dengan benlate.
2.Penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Biasanya daunlah yang paling menderita. Daun yang diserang warnanya menjadi lebih hijau, lembek dan berair. Selanjutnya bekas luka serangan menjadi bercak-bercak coklat seperti karat pada besi. Menyerang pada tanaman anggrek phalaenopsis, cattleya, dendrobium, paphiopedilum, cymbidium.
  • Penyakit busuk lunak (soft-rot). Penyakit ini ada yang menyebutnya busuk basah atau bonyok daun. Disebabkan oleh bakteri Erwinia sp. Daun yang terserang menjadi lunak, basah dan berubah wana menjadi hijau lebih gelap serta mengeluarkan bau yang tidak sedap. Penyebarannya sangat cepat. Dalam tujuh hari sudah menjalar kepangkal daun dan dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Penyakit ini biasanya menyerang pada anggrek cattleya, phalaenopsis, paphiopedilum, cymbidium. Dapat disembuhkan dengan menyemprotkan cuprocide 54-J, Agrimycine, dengan catatan penyakit belum menyebar secara merata.
  • Penyakit bercak daun (leafspot). Disebut juga bacterium cattleya, karena sangat berbahaya pada tanaman anggrek cattleya. Tapi juga menyerang phalaenopsis dan kadang-kadang pada dendrobium serta paphiopedilum. Bakteri ini biasanya menyerang pada tunas baru dan menghancurkan mata tunas. Gejalanya terlihat bintik agak tua, berisi cairan dan cepat membesar, lalu berubah menjadi coklat tua agak kehitaman. Kondisi temperatur dan kelembaban yang mempercepat proses penyebaran. Dapat diatasi dengan Agrimycine atau cuprocide 54-J, asal tidak terlambat.
  • Penyakit busuk daun. Gejalanya dimulai infeksi pada ujung daun atau pangkal daun. Jaringan akan menjadi kuning keabuan yang akhirnya cerah atau bening. Tangkai daun menjadi kisut, namun tidak menjalar keseluruh tanaman. Bisa diatasi dengan menyemprot agrimycine atau cuprocide 54-J.
3. Penyakit akibat Virus
        Tidak ada cara pengobatan terhadap virus, hanya bersifat pencegahan agar tidak menular pada tanaman lainnya. Sekali tanaman terkena virus, maka selamanya tanaman tersebut terinfeksi, oleh sebab itu sebaiknya tanaman tersebut dimusnahkan.
  • Cymbidium Mosaic. Penyebabnya yaitu virus Cymbidium Mosaic. Sebenarnya penyakit ini salah nama, karena dapat menyerang semua jenis anggrek. Awalnya terdapat bintik2 kekuning2an sebagai akibat adanya sel yang mati, kemudian menjadi menghitam dan cekung. Bercak biasanya bulat biasa, kadangkala membentuk belah ketupat pada daun. Pada cattleya dan phalaenopsis ditandai dengan bercak ke-unguan, kemudian menjadi coklat juga setelah beberapa minggu. semula berupa bercak kekuningan lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran. Pada daun yang sudah tua terdapat banyal bintik2 sebagai akibat terdapat jaringan yang mati. Pengendalian yaitu dengan memotong dan membuang bagian tanaman yang terinfeksi. Serta menstrerilkan semua alat potong dan alat lain untuk tanaman.
  •  Bercak bercincin (TMV). Penyebabnya yaitu virus TMV (Tobacco Mosaic Virus).
    Gejalanya timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun. Gejala lainnya hampir sama seperti Cymbidium Mosaic diatas. Pengendalian dengan cara motong dan membuang bagian tanaman yang terinfeksi menstrerilkan semua alat potong dan alat lain untuk tanaman. Perokok tidak boleh menangani tanaman sambil merokok.
Musim hujan memang merupakan musim yang subur bagi pertumbuhan penyakit jamur dan bakteri. Kewaspadaanlah yang dibutuhkan. Kontrol tanaman diperketat. Drainase dan sirkulasi udara diperbaiki. Lebih baik mengadakan pencegahan dini. Namun demikian bila memperlihatkan gejala-gejala serangan penyakit lebih awal dapat terdeteksi. Isolasikan tanaman-tanaman anggrek yang terserang penyakit, untuk menghindari penyebaran yang lebih luas. Bila ada tanaman yang parah, potong bagian yang terserang dan musnahkan. Kemudian peralatan yang digunakan disterilisasi agar tidak menginfeksi tanaman yang sehat. Langkah selanjutnya adalah obati tanaman yang terserang sesuai dengan deteksi indikasi penyakitnya.

Penyakit Pada Tanaman Anggrek

Curah hujan sangat tinggi, menyebabakan kelembaban relatif lebih tinggi dari biasanya. Jamur dan bakteri akan berkembang pesat. Untuk tanaman anggrek kondisi ini sangat tidak menguntungkan. Terutama  tanaman anggrek yang tidak memakai green house, alias dipelihara dialam terbuka dengan naungan paranet. Kurang ketelitian akan serangan jamur dan bakteri pada tanaman anggrek akan mematikan tanaman  karena penyebaran penyakit ini terjadi dengan cepat. Dan berikut ini adalah beberapa penyakit pada tanaman anggrek yang disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus:
1. Penyakit yang disebabkan oleh jamur(Cendawan)
Secara umum ditandai dengan rusaknya jaringan terutama pada daun. Pada daun bagian bawah terlihat noda-noda warna kuning dan spora jamurnya terlihat sebagai bintik-bintik warna coklat kehitaman. Kebanyakan jamur menyerang pangkal daun dan biasanya pada phalaenopsis, vanda, spathoglottis dan cymbidium. Dengan ciri, daun tampak seperti masih segar, tapi tiba-tiba terlepas karena pangkalnya membusuk dan berlendir.
  • Penyakit busuk hitam (bercak hitam). Disebabkan oleh jamur Phytophtora omnivora. Cirinya timbul warna hitam pada pangkal daun tanaman anggrek. Daun yang terserang terkulai lemas, karena pangkal daun yang menghitam akan melunak dan akhirnya membusuk.  Dapat dikendalikan dengan fungisida seperti baycor, benlate, vondoszeb 80 WP, Diethane M-45.
  • Penyakit busuk akar. Disebabkan oleh jamur Rhizoctania sp. Gejala tanaman anggrek yang terserang penyakit ini batangnya menipis dan membengkok serta daunnya rontok. Pada awalnya jamur ini menyerang leher akar anggrek yang kemudian menjalar ke batang tanaman. Pengendaliannya dengan fungisida seperti benlate, diethane M-45, vondoszeb 80 WP, baycor atau truban.
  • Penyakit layu fusarium. Disebabkan oleh jamur Fusarium sp. Layu fusarium menyerang pada akar yang terluka, yaitu saat pindah tanam atau saat perbanyakan tanaman dengan membelah rimpang. Gejalanya tanaman anggrek yang terserang layu seperti kekurangan air, daunya menguning dan mengeriput. Mengatasinya saat pindah tanam akar dapat direndam dengan fungisida. Luka pada rimpang saat perbanyakan tanaman dapat diolesi antracol atau diethane M-45. Sedang penyemprotan dapat dilakukan dengan benlate.
2.Penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Biasanya daunlah yang paling menderita. Daun yang diserang warnanya menjadi lebih hijau, lembek dan berair. Selanjutnya bekas luka serangan menjadi bercak-bercak coklat seperti karat pada besi. Menyerang pada tanaman anggrek phalaenopsis, cattleya, dendrobium, paphiopedilum, cymbidium.
  • Penyakit busuk lunak (soft-rot). Penyakit ini ada yang menyebutnya busuk basah atau bonyok daun. Disebabkan oleh bakteri Erwinia sp. Daun yang terserang menjadi lunak, basah dan berubah wana menjadi hijau lebih gelap serta mengeluarkan bau yang tidak sedap. Penyebarannya sangat cepat. Dalam tujuh hari sudah menjalar kepangkal daun dan dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Penyakit ini biasanya menyerang pada anggrek cattleya, phalaenopsis, paphiopedilum, cymbidium. Dapat disembuhkan dengan menyemprotkan cuprocide 54-J, Agrimycine, dengan catatan penyakit belum menyebar secara merata.
  • Penyakit bercak daun (leafspot). Disebut juga bacterium cattleya, karena sangat berbahaya pada tanaman anggrek cattleya. Tapi juga menyerang phalaenopsis dan kadang-kadang pada dendrobium serta paphiopedilum. Bakteri ini biasanya menyerang pada tunas baru dan menghancurkan mata tunas. Gejalanya terlihat bintik agak tua, berisi cairan dan cepat membesar, lalu berubah menjadi coklat tua agak kehitaman. Kondisi temperatur dan kelembaban yang mempercepat proses penyebaran. Dapat diatasi dengan Agrimycine atau cuprocide 54-J, asal tidak terlambat.
  • Penyakit busuk daun. Gejalanya dimulai infeksi pada ujung daun atau pangkal daun. Jaringan akan menjadi kuning keabuan yang akhirnya cerah atau bening. Tangkai daun menjadi kisut, namun tidak menjalar keseluruh tanaman. Bisa diatasi dengan menyemprot agrimycine atau cuprocide 54-J.
3. Penyakit akibat Virus
        Tidak ada cara pengobatan terhadap virus, hanya bersifat pencegahan agar tidak menular pada tanaman lainnya. Sekali tanaman terkena virus, maka selamanya tanaman tersebut terinfeksi, oleh sebab itu sebaiknya tanaman tersebut dimusnahkan.
  • Cymbidium Mosaic. Penyebabnya yaitu virus Cymbidium Mosaic. Sebenarnya penyakit ini salah nama, karena dapat menyerang semua jenis anggrek. Awalnya terdapat bintik2 kekuning2an sebagai akibat adanya sel yang mati, kemudian menjadi menghitam dan cekung. Bercak biasanya bulat biasa, kadangkala membentuk belah ketupat pada daun. Pada cattleya dan phalaenopsis ditandai dengan bercak ke-unguan, kemudian menjadi coklat juga setelah beberapa minggu. semula berupa bercak kekuningan lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran. Pada daun yang sudah tua terdapat banyal bintik2 sebagai akibat terdapat jaringan yang mati. Pengendalian yaitu dengan memotong dan membuang bagian tanaman yang terinfeksi. Serta menstrerilkan semua alat potong dan alat lain untuk tanaman.
  •  Bercak bercincin (TMV). Penyebabnya yaitu virus TMV (Tobacco Mosaic Virus).
    Gejalanya timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun. Gejala lainnya hampir sama seperti Cymbidium Mosaic diatas. Pengendalian dengan cara motong dan membuang bagian tanaman yang terinfeksi menstrerilkan semua alat potong dan alat lain untuk tanaman. Perokok tidak boleh menangani tanaman sambil merokok.
Musim hujan memang merupakan musim yang subur bagi pertumbuhan penyakit jamur dan bakteri. Kewaspadaanlah yang dibutuhkan. Kontrol tanaman diperketat. Drainase dan sirkulasi udara diperbaiki. Lebih baik mengadakan pencegahan dini. Namun demikian bila memperlihatkan gejala-gejala serangan penyakit lebih awal dapat terdeteksi. Isolasikan tanaman-tanaman anggrek yang terserang penyakit, untuk menghindari penyebaran yang lebih luas. Bila ada tanaman yang parah, potong bagian yang terserang dan musnahkan. Kemudian peralatan yang digunakan disterilisasi agar tidak menginfeksi tanaman yang sehat. Langkah selanjutnya adalah obati tanaman yang terserang sesuai dengan deteksi indikasi penyakitnya.