Cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem
alam, sehingga segala kegiatan dipermukaan bumi tidak lepas dari pengaruh cuaca
dan iklim. Ada 3 komponen yang saling pengaruh-mempengaruhi yaitu soil, plant,
atmosphere (tanah-tumbuhan-atmosfir). Dalam dunia pertanian sasaran utamanya
adalah mengelola tanaman beserta faktor lingkungannya untuk mendapatkan hasil
yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Salah satu unsur cuaca seperti angin, dapat juga
mempengaruhi hasil dari pertanian itu sendiri. Angin sangat mempengaruhi
pertumbuhan serta perkembangan dari tanaman tersebut, karena angin bisa
membantu proses perkembangbiakan tanaman-tanaman pertanian. Angin sangat
berpengaruh pada curah hujan suatu daerah, karena yang menentukan dimana hujan
turun adalah angin yang menghembuskan awan mendung ke suatu daerah.
Bentuk presiritasi terpenting di Indonesia adalah hujan
karena pengaruhnya terhadap bidang pertanian sangat luas, curah hujan daerah
satu dengan daerah yang lainnya berbeda-beda tergantung dari kondisi
lingkungannya. Data hidrologi
semacam curah hujan, sangat perlu untuk memperkirakan kabutuhan air di lahan
pertanian. Ini terkait untuk mendukung program ketahanan pangan di daerah
pertanian. Suburnya lahan pertanian di sebagian besar dataran sangatlah
bergantung dari limpahan air hujan. Dengan adanya air hujan, diperkirakan
sekitar 150 ton nutrisi jatuh ke Bumi setiap tahunnya. Selain itu, hujan akan
menjamin ketersediaan air bagi kehidupan di Bumi. Pasalnya, air segar yang
langsung dapat dikonsumsi manusia adalah berupa air hujan.
Pada praktikum kali ini kita diperkenalkan alat untuk
pengukuran arah dan kecepatan angin serta curah hujan. Anemometer untuk
pengukuran arah dan kecepatan angin sedangkan Penakar Hujan Otomatis untuk
mengukur curah hujan. Pengetahuan tentang alat dan kegunaannya akan semakin
lengkap dan optimal dengan mengamati alat-alat tersebut dalam praktikum
agroklimatologi.
Angin merupakan suatu vektor yang mempunyai besaran dan
arah. Besaran yang dimaksud adalah kecepatannya sedang arahnya adalah darimana
datangnya angin. Kecepatan angin dapat dihitung dari jelajah angin (cup counter
anemometer) dibagi waktu (lamanya periode pengukuran). Mengukur arah angin
haruslah ada angin atau cup‑counter anemometer dalam keadaan
bergerak. (Anonim, 2010).
Arah angin biasa dinyatakan dengan arah dari mana angin
tersebut datang, sedangkan kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam satuan
meter/detik, km/jam dan mil/jam. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan
angin disebut Anemometer. Ada beberapa jenis anemometer : Anemometer mangkuk (cup
anemometer), anemometer baling-baling (propeler anemometer)
anemometer arus konstan (constan current anemometer). Namun yang umum
digunakan adalah anemometer mangkuk. Kecepatan angin di alam biasanya dapat
dikenali dengan tanda-tanda yang diakibatkan oleh tiupan angin tersebut
(Soemeinaboedhy, 2006).
Faktor pendorong utama angin adalah gaya gradient
tekanan. Gradien tekanan adalah perbedaan tekanan per satuan jarak dengan
arah horizontal dan tegak lurus isobar. Makin besar gradient tekanan maka
kecepatan angin makin besar. Untuk gradient yang sama, kecepatan angin
ditentukan juga oleh letak geografis, ketinggiaan tempat dan waktu. Angin
selalu bergerak karena perbedaan tekanan udara dan selalu dari tekanan udara
tinggi ke tekanan udara rendah. Perbedaan tekanan ini disebabkan karena
perbedaan suhu, perbedaan suhu ini antara lain adalah disebabkan karena
perbedaan penerimaan radiasi. Disamping itu ada gaya sekunder yang mempengaruhi
angin yaitu : Gaya Cariolis, gaya sentrifugal dan gaya gesekan (Bayong, 2005).
Curah hujan sebagai yang tercurah dari langit dan diukur
oleh penakar hujan dengan luasan diameter tertentu merupakan kondisi air yang
tercurah dalam suatu luasan tertentu. Dan untuk perhitungan kasar volume air
yang jatuh dari langit dapat dihitung dengan mempertimbangkan luasan suatu
daerah tertentu dikalikan dengan tinggi curah hujan yang terukur yang akan
menghasilkan satuan volume air. Karena wilayah Indoneisa merupakan
daerah tropis dengan intensitas hujan berbeda dari satu tempat ke tempat lain
meskipun jaraknya sangat dekat (satuan kilometer), maka perhitungan besarnya
intensitas hujan akan ditentukan oleh banyaknya penakar hujan. Dengan perhitungan secara hidrologis yang dikenal dengan
planimetri akan dapat dihitung intensitas rata-rata dalam suatu kawasan.
Hitungan ini umumnya digunakan untuk menghitung volume air hujan yang tercurah
dari langit untuk kepentingan pembentukan embung dam atau waduk (Anonim, 2010).
Prinsip penakar hujan tipe Hellman yaitu air hujan
yang jatuh pada mulut penakar masuk ke dalam silinder. Di dalam silinder
kolektor ini terdapat sebuah pelampung penggerak tangkaipena. Goresan pena
diterima oleh silindeer pias. Silinder kolektor mempunyai daya tampung maksimum
10 mm. Tepat pada saat kolektor penuh, maka air senilai 10 mm ini tercurah
habis melalui pipa pembuangan. Bersamaan dengan ini pelampunmg turun ke dasar
dan pena kembali ke titik nol pada skala pias. Penakar ini umumnya mencatat
periode hujan harian sehingga untuk menghitungnya : (X x 10mm) + Y mm (
Sutiknjo, 2005 ).
Cara Pemasangan
·
Anemometer
Anemometer dan arah angin harus dipasang di tempat yang
bebas dari halangan, tetapi harus mewakili suatu lingkungan yang datanya
diperlukan, serta alat harus dipasang vertikal dengan ketinggian tertentu dari
permukaan tanah (biasanya 2 meter untuk klimatologi dan 10 meter untuk
lapangan).
·
Penakar Curah Hujan Otomatis
Penakar hujan tidak
boleh dipasang pada tempat/tanah yang miring, di atas dinding atau bukit, harus
dipasang di tempat yang datar dan aman bebas dari benda sekitar, jika terdapat
benda di sekitarnya maka usahakan agar jarak benda terhadap penakar hujan
paling sedikit satu kali lebih tinggi benda tersebut (dihitung dari bagian
corong penakar hujan). Kemudian penakar hujan
dipasang dengan jalan menyekrupnya dengan sebuah balok bulat yang sudah dicat
putih dan ditanam pada pondasi beton.
Pada praktikum kita telah mengamati 2 alat
yang mempunyai manfaat dalam bidang pertanian, yaitu anemometer dan penangkar
curah hujan otomatis. Berdasarkan hasil pengamatan serta penjelasan dari Co.
ass, dapat kita ketahui bahwa anemometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kecepatan dan arah angin, sedangkan curah hujan otomatis adalah alat
yang digunakan untuk mengukur curah hujan.
Dapat diketahui pada alat pengukur kecepatan
dan arah angin (anemometer) mempunyai bagian-bagian yang saling terkait antara
satu dan lainnya sehingga bisa mengukur kecepatan dan arah angin. Bagian-bagian
tersebut diantaranya yaitu bagian yang berfungsi mengukur arah angin, bagian
yang berfungsi mengukur kecepatan angin dan bagian perekam yang dihubungkan ke
komputer. Bagian yang berfungsi mengukur arah angin terdiri dari sensor
vertikal dan bagian yang terkena angin. Sedangkan bagian yang berfungsi
mengukur kecepatan angin terdiri dari baling-baling berbentuk Bangkok dan
sensor vertikal. Sensor vertikal berfungsi memberi sensor atau data ke bagian
perekam.
Mekanisme untuk bagian yang berfungsi mengukur
arah angin yaitu, saat bagian yang terkena angin berputar karena angin, maka
sensor vertikal akan meneruskan sensor yang diterimanya tersebut ke bagian
perekam, kemudian bagian perekam akan menerjemahkan sensor tersebut menjadi
data arah angin yang selanjutnya akan ditampilkan pada monitor komputer.
Sedangkan mekanisme untuk bagian yang
berfungsi mengukur kecepatan angin, pada dasarnya sama dengan mekanisme pada
bagian yang berfungsi mengukur arah angin. Pada saat baling-baling berputar
karena tiupan angin maka sensor vertikal akan meneruskan sensor yang
diterimanya tersebut ke bagian perekam, kemudian bagian perekam akan
menerjemahkan sensor tersebut menjadi data kecepatan angin yang selanjutnya
akan ditampilkan pada monitor komputer.
Selain alat pengukur kecepatan dan arah angin
kita juga mengamati alat untuk mengukur curah hujan yng disebut dengan penakar
curah hujan otomatis. Alat ini mempunyai bagian-bagian tersendiri yang
masing-masing berfungsi dalam perhitungan curah hujan. Mulut penakar yang
terdapat pada bagian atas alat ini berfungsi sebagai jalan masuknya air hujan. Pada
mulut penakar terdapat penyaring yang berfungsi untuk menyaring air hujan. Di
dalam alat ini juga sudah ada alat penampung air hujan yang disebut dengan
tabung atau badan penakar. Alat ini mempunyai kabel untuk menyalurkan data ke
komputer. Selain itu pada bagian bawah alat ini terdapat 2 bagian yang
berfungsi sebagai alat pembaca yang dihubungkan langsung ke komputer, diamana
curah hujan diterjemahkan menjadi data curah hujan. Pada bagian bawah juga
terdapat saluran pembuangan, yang berfungsi sebagai saluran pembuangan
air hujan, jika sudah tidak digunakan lagi dalam pengukuran.
Pada bidang pertanian, alat-alat tersebut
sangat dibutuhkan. Dalam bidang pertanian dibutuhkan pengetahuan tentang
prakiraan masa tanam, untuk penanaman tanaman. Angin bisa mempengaruhi berbagai
hal diantaranya yaitu mempengaruhi perkembangbiakan tanaman, misalnya
saja penyerbukan tanaman, mempengaruhi jatuhnya hujan di lahan pertanian pada
suatu daerah. Selain itu juga angin mempengaruhi laju evapotranspirasi tanaman,
mekanisme evapotranspirasi tersebut yaitu dipindahkannya uap air yang keluar,
melaui pori-pori daun. Semakin besar kecepatan angin semakin besar pula laju
evapotranspirasi yang terjadi pada tanaman tersebut sehingga hal tersebut dapat
mempengaruhi penyerapan unsur hara di dalam tanah yang berguna untuk
pertumbuhan tanaman.
Seperti yang dikatakan sebelumya, hujan juga
dipengaruhi oleh angin. Pada saat curah hujan tinggi, biasanya penyebaran
penyakit pada tanaman juga meningkat. Curah hujan juga berkaitan dengan irigasi
atau pengairan suatu lahan pertanian. Oleh karena itu dengan mengetahui
alat-alat klimatologi seperti anemometer dan curah hujan otomatis tersebut kita
dapat memprakirakan keadaan yang tepat untuk menanam suatu jenis tanaman,
karena masing-masing tanaman memeiliki respon yang bebeda-beda terhadap unsur
cuaca seperti angin dan hujan tadi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2010. Instrumen
Klimatologi. http://virgawati. files.
wordpress. com/2008/05/ alat2 dibmg. ppt. Diakses pada tanggal 24
November 2010, pukul 13:00 WITA.
Soemeinaboedhy,
Nyoman I,2006.Agroklimatologi.UPT Universitas Mataram:
Mataram.
Sutiknjo,
Tutut D.2005. Petunjuk Praktikum Klimatologi.Fak. Pertanian Universitas Kediri: Kediri.
Tjasyono,
Bayong. 2005. Klimatologi. ITB:
Bandung
1 komentar:
artikelnya sangat menarik................
join back to http://endrymesuji.blogspot.com/
Posting Komentar