INTERAKSI G X E

Senin, 22 Oktober 2012

| | |

Keanekaragaman lingkungan tumbuh pengujian dapat menimbulkan interaksi antar pengaruh genotipe dengan lingkungan (interaksi G X E), sehingga penampilan fenotipe dari suatu genotipe akan bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Interaksi genotipe terjadi bila beberapa genotipe akan berubah dengan terjadinya perubahan lingkungan. Genotipe yang menghasilkan nilai tinggi pada suatu lingkungan belum tentu juga dapat menghasilkan nilai yang sama tinggi pada lingkungan yang berbeda (Weber dan Wricke, 1990).
Berdasarkan respon terhadap lingkungan, genotipe tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama adalah kelompok yang menunjukkan kemampuan beradaptasi pada lingkungan yang luas, berarti interaksi genotipe x lingkungan kecil. Kelompok kedua yaitu kelompok yang berkemampuan untuk beradaptasi sempit. Berperagaan baik pada sesuatu lingkungan dan berperagaan buruk pada lingkungan yang berbeda, berarti interaksi genotipe lingkungannya besar (Sumartono et al., 1992).
*metode AMMI untuk interaksi GXE*
Gauch (1992) mengemukakan bahwa model AMMI merupakan suatu model gabungan dari pengaruh aditif (rataan umum, rataan genotipe, dan rataan lingkungan pada analisis ragam) dan pengaruh muktiplikatif (interaksi genotipe x lingkungan) pada analisis komponen utama.
Dalam teknik analisis varians model AMMI, estimasi stabilitas genotipe didasarkan atas besarnya nilai aksis interaksi GXE dari hasil analisis interaksi komponen utama AIKU (Analisis Interaksi Komponen Utama) atau IPCA (Interaction Principle Component Analysis). Genotipe yang tumbuh dilintas lingkungan pengujian dan memberikan nilai IPCA yang mendekati nol, memberikan indikasi bahwa genotipe tersebut bersifat labil. Jika nilai IPCA sangat jauh dari titik nol menjadi petunjuk bahwa genotipe tersebut memiliki daya adaptasi yang spesifik. Gambaran biplot dari nilai IPCA genotipe terhadap lingkungan dapat memberikan kemudahan identifikasi genotipe yang memenuhi kriteria dalam stabilitas dan adaptibilitas (Cornellius, 1993; Gauch, 1992; Ismail et al., 2003). 

INTERAKSI G X E


Keanekaragaman lingkungan tumbuh pengujian dapat menimbulkan interaksi antar pengaruh genotipe dengan lingkungan (interaksi G X E), sehingga penampilan fenotipe dari suatu genotipe akan bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Interaksi genotipe terjadi bila beberapa genotipe akan berubah dengan terjadinya perubahan lingkungan. Genotipe yang menghasilkan nilai tinggi pada suatu lingkungan belum tentu juga dapat menghasilkan nilai yang sama tinggi pada lingkungan yang berbeda (Weber dan Wricke, 1990).
Berdasarkan respon terhadap lingkungan, genotipe tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama adalah kelompok yang menunjukkan kemampuan beradaptasi pada lingkungan yang luas, berarti interaksi genotipe x lingkungan kecil. Kelompok kedua yaitu kelompok yang berkemampuan untuk beradaptasi sempit. Berperagaan baik pada sesuatu lingkungan dan berperagaan buruk pada lingkungan yang berbeda, berarti interaksi genotipe lingkungannya besar (Sumartono et al., 1992).
*metode AMMI untuk interaksi GXE*
Gauch (1992) mengemukakan bahwa model AMMI merupakan suatu model gabungan dari pengaruh aditif (rataan umum, rataan genotipe, dan rataan lingkungan pada analisis ragam) dan pengaruh muktiplikatif (interaksi genotipe x lingkungan) pada analisis komponen utama.
Dalam teknik analisis varians model AMMI, estimasi stabilitas genotipe didasarkan atas besarnya nilai aksis interaksi GXE dari hasil analisis interaksi komponen utama AIKU (Analisis Interaksi Komponen Utama) atau IPCA (Interaction Principle Component Analysis). Genotipe yang tumbuh dilintas lingkungan pengujian dan memberikan nilai IPCA yang mendekati nol, memberikan indikasi bahwa genotipe tersebut bersifat labil. Jika nilai IPCA sangat jauh dari titik nol menjadi petunjuk bahwa genotipe tersebut memiliki daya adaptasi yang spesifik. Gambaran biplot dari nilai IPCA genotipe terhadap lingkungan dapat memberikan kemudahan identifikasi genotipe yang memenuhi kriteria dalam stabilitas dan adaptibilitas (Cornellius, 1993; Gauch, 1992; Ismail et al., 2003).