TOP CROSS (SILANG PUNCAK)

Senin, 22 Oktober 2012

| | |
Silang puncak merupakan persilangan antara suatu galur/kultiva/vaarietas denagan penguji. Pola perkawinan silang puncak melibatkan sejumlah persilangan dari galur atau kultivar yang menggunakan tetua penguji. Tetua jantan digunakan sebagai penguji sedangkan tetua betina (galur, kultivar) yang diuji dapat berupa mandul jantan, self incompatible atau diemaskulasi  sebelum kotak sari pecah. Tanaman yang mampu memberikan informasi jelas tentang sifat yang diinginkan bila dikombinasikan dengan tanaman teruji atau bila ditumbuhkan pada lingkungan berbeda (Stube, 1980; Poespodarsono, 1988).
Menurut Hallauer (1975) silang puncak bertujuan untuk mengurangi jumlah galur yang terlalu besar yang akan diuji untuk membentuk varietas unggul baru hibrida maupun multini hasil tinggi. Silang puncak merupakan salah satu prosedur yang dapat digunakan untuk mengevaluasi galur-galur atau varietas yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.
Dengan analisis silang puncak akan dapat diperoleh informasi tentang peran gen dan pada saat bersamaan dapat diketahui daya gabung galur-varietas dalam kombinasinya (Singh and Chaudhary, 1997).
Daya gabung dapat digolongkan menjadi dua yaitu daya gabung umum dan daya gabung khusus. Besarnya daya gabung umum dan daya gabung khusus dapat diduga melaui persilangan dialel dan silang puncak. Setiap tetua memiliki perbedaan kemampuan dalam menggabungkan sifat-sifat yang dimilikinya dengan tetua lain. Ragam daya gabung umum tinggi merupakan indikasi adanya kemampuan berkombinasi yang luas dari tetua tersebut. Jika suatu tetua memiliki efek daya gabung umum rendah dan ragam daya gabung umum juga rendah, maka hasil persilangannya tergantung pada efek dan ragam daya gabung umum tetua pasangannya. Ukuran perbedaan kemampuan penggabungan suatu karakter tertentu dari suatu galur dalam kombinasi persilangannya dinyatakan dalam ragam daya gabung khusus. Nilai ragam daya gabung khusus rendah mengindikasikan bahwa galur tersebut berpeluang memberikan penampilan yang merata jika disilangkan dengan sejumlah galur lain. Sedangkan bila ragam daya khusus tinggi, hal ini berarti bahwa suatu galur tersebut berpeluang memberikan penampilan yang lebih baik atau jelek pada kombinasi persilangan (Darlian et al., 1992).

TOP CROSS (SILANG PUNCAK)

Silang puncak merupakan persilangan antara suatu galur/kultiva/vaarietas denagan penguji. Pola perkawinan silang puncak melibatkan sejumlah persilangan dari galur atau kultivar yang menggunakan tetua penguji. Tetua jantan digunakan sebagai penguji sedangkan tetua betina (galur, kultivar) yang diuji dapat berupa mandul jantan, self incompatible atau diemaskulasi  sebelum kotak sari pecah. Tanaman yang mampu memberikan informasi jelas tentang sifat yang diinginkan bila dikombinasikan dengan tanaman teruji atau bila ditumbuhkan pada lingkungan berbeda (Stube, 1980; Poespodarsono, 1988).
Menurut Hallauer (1975) silang puncak bertujuan untuk mengurangi jumlah galur yang terlalu besar yang akan diuji untuk membentuk varietas unggul baru hibrida maupun multini hasil tinggi. Silang puncak merupakan salah satu prosedur yang dapat digunakan untuk mengevaluasi galur-galur atau varietas yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.
Dengan analisis silang puncak akan dapat diperoleh informasi tentang peran gen dan pada saat bersamaan dapat diketahui daya gabung galur-varietas dalam kombinasinya (Singh and Chaudhary, 1997).
Daya gabung dapat digolongkan menjadi dua yaitu daya gabung umum dan daya gabung khusus. Besarnya daya gabung umum dan daya gabung khusus dapat diduga melaui persilangan dialel dan silang puncak. Setiap tetua memiliki perbedaan kemampuan dalam menggabungkan sifat-sifat yang dimilikinya dengan tetua lain. Ragam daya gabung umum tinggi merupakan indikasi adanya kemampuan berkombinasi yang luas dari tetua tersebut. Jika suatu tetua memiliki efek daya gabung umum rendah dan ragam daya gabung umum juga rendah, maka hasil persilangannya tergantung pada efek dan ragam daya gabung umum tetua pasangannya. Ukuran perbedaan kemampuan penggabungan suatu karakter tertentu dari suatu galur dalam kombinasi persilangannya dinyatakan dalam ragam daya gabung khusus. Nilai ragam daya gabung khusus rendah mengindikasikan bahwa galur tersebut berpeluang memberikan penampilan yang merata jika disilangkan dengan sejumlah galur lain. Sedangkan bila ragam daya khusus tinggi, hal ini berarti bahwa suatu galur tersebut berpeluang memberikan penampilan yang lebih baik atau jelek pada kombinasi persilangan (Darlian et al., 1992).